MENYERAHKAN SUMBANGAN
Alhamdulillah, meski kaki pada bengkak karena kelamaan duduk di bus, akhirnya sampai juga saya di Padang, Kota tujuan terakhir saya di pulau sumatra. Saya dijemput oleh pak efrizal bersama temannya. dengan naik kijang tahun 90an, saya diajak keliling kota Padang melihat kerusakan gedung2 dan rumah2 penduduk yang hancur di guncang gempa, sebagian ada retak2, bahkan terminal kota hampir rata dengan tanah. Di kanan kiri jalan terlihat bnyak puing2 berserakan, tenda2 darurat yang masih dipergunakan penduduk untuk bermalam, karena mmg rumahnya sudaah tidak bisa lagi dipergunakan untuk berlindung.
setelah maghrib, saya diajak ke rumah pak efrizal yang ada di padang pariaman. di pariaman inilah lokasi yang paling parah kerusakannya, seperti berita yang ada di tv2. sekitar jam 8 malam, saya tiba di rumah beliau. setengah rumahnya hancur, dia tidak berani menempati kecuali sudah diperbaiki. di sebelah rumahnya didirikan "rumah sementara dari kayu" yang dihuni oleh kakak dan saudara2nya. kira2 ukuran 4x5m ditempati 3 keluarga. di sudut ruang tamu yang menyatu dengan ruang tidur dan dapur, terdapat kasur yang dipake tidur kakaknya yang sudah tengah baya. kakinya patah di balut secara tradisional oleh tukang ahli tulang daerah setempat.
penyerahan bantun uang saya lakukan di tempat tersebut. total dengan yang saya kirim beberapa hari yg lalu yang sudah saya serahkan kepada pak Efriza berjumlah 23 juta. semoga bermanfaat.
Setelah penyerahan itu, saya diajak keliling kampung yang memang agak terpencil, namun karena listrik belum menyala disebabkan aliran masih terputus, saya berjalan dalam kegelapan menyaksikan rumah kampung yang kebanyakan dari kayu itu rata dengan tanah. Malam semakin larut akhirnya kami kembali ke padang, 1,5 jam perjalanan. istirahat di rumah pak efrizal yang ada di padang, sudah retak2 tapi masih layak untuk dipakai istirahat, saya harus istirahat, sebab pagi jam 8 saya sudah harus di bandara minangkabau untuk berangkat ke jakarta.