let me introduce my self
ini bukan teori dari disiplin ilmu manapun, tapi aku juga tidak tau apakah pendapatku ini benar atau tidak bahwa setiap orang yang beru berkenalan dengan orang lain, dan masing -masing beradu pandang, maka dua orang tersebut berusaha untuk menilai atau bahkan menebak bahwa orang ini memiliki perangai begini dan begini. setuju kan...????
kesan yang aku dapatkan dari kenalan-kenalanku dulu dan sekarang, bahwa pertama kali melihatku mereka berprasangka bahwa aku ini terlalu bergairah, grusa-grusu, sangar, didukung dengan suara yang BOMBASTIZZZ.... tapi akhirnya.....nilai aja sendiri.
tapi alhamdulillah, bahwa kesan pertama kenalan itu sungguh sangat keliru. nyatanya banyak dari mereka yang bilang, "tak kira dulu kamu itu galak lho. sangar lho de el el, de el el. ternyata tidak kan... makanya 'laa tandzuronna li atswaabin wa li wajhin ala ahadin'
bersyukur kepada Allah SWT, aku diselamatkan olehNya. dan terima kasih kepada orang tuaku, bahwa aku diberinya nama yang indah. dan itu pasti merupakan doa untuk mengharapkanku agar menjadi MUSLIM SEJATI. INSYA ALLAH
untuk mencapai itu tentulah bukan bim salabim, abrakadabra, eng..ing..eeeng.... tapi melalui sebuah perjalanan yang panjang yang telah aku lewati selama 33 tahun. karena 'kenakalanku' aku dimasukkan di SD muslimin yang ibu gurunya centil-centil, lalu dimasukkan Madrasah Tsanawiyah negeri yang kebanyakan dari teman sekelasku memiki penggilan aneh-aneh. masih tidak berubah 'kenakalannya', lalu aku dipaksa masuk pesantren, ndilalah pesantrennya ada embel-embel 'modern'. namanya assalaam di desa pabelan, itu terjadi sekitar tahun 1989. di pondok itu aku suka melamun. pagi habis subuh aku sering melihat orang kampung menghela kerbau-kerbaunya lewat depan pondok. bau tletong (bullshit) yang menempel di atas rel kerata api pengangkut tebu yang sudah tidak terpakai. menjadi aroma sedapku tiap pagi. (berasmbung)